Rabu, 02 April 2014

Diary kecilku

Hai. Namaku ZEZSYA ANANTASYA PUTRI. Tapi panggil saja aku Zeze. Aku tinggal bersama Ayah, Ibu, dan NATASYA CLASHINTA DWI PURNAMA tapi panggil saja dia Shinta. Dia adik kesayangan ku.
Dari kecil aku selalu dimanjakan karna aku mengidap penyakit RABDIOSARKOMA. Aku selalu dilarang oleh kedua orang tua ku hingga umurku sekarang 16 tahun. Aku sekarang duduk di bangku SMA kelas 11. Di sekolah aku tidak mempunyai banyak kawan aku hanya mempunyai satu sahabat sejatiku dari SD, yang bernama PRISHILLA NATASYA YUDHAGRAHANIA PUSPITA tapi panggil saja dia Prishil. Aku keluar rumah. Teman ku bermain hanyalah Shinta dan Ibu,dan terkadang Prishil juga bermain ke rumah ku. Kadang-kadang kami bercerita tentang cowok yang ditaksir Shinta dan kami juga bercerita tentang pelajaran yang kami pelajari di sekolah tadi. Disaat umur ku 14tahun, aku sudah mulai tertarik kepada cowok yang bernama Amu. Amu satu sekolah dengan ku. Dia sudah tau kalau aku mengidap penyakit Rabdiosarkoma. Kami jadian tanggal 26 November 2010. Semenjak aku duduk dibangku SMA aku sering mengeluarkan darah dari hidungku, dan jika aku kecapekan aku selalu pingsan. Penyakit ku tambah parah disaat Ayah dan Ibu melarang ku untuk tidak berpacaran. Semenjak penyakit ku tambah parah aku selalu pergi ke Amerika tuk berobat. Semenjak kejadian itu Ayah dan Ibu membolehkan ku pacaran.
Tepat tanggal 27 september 2012 umurku bertambah menjadi 17 tahun. Ulang tahun aku tahun ini dirayakan. Aku hanya mengundang Shilla, Amu, dan Teman Dekat ku di waktu SD dan SMP. Di ulang tahunku. Amu memberikan sebuah hadiah kecil untuk ku yaitu DIARY dan BONEKA. Tapi aku merasa di umur 17 tahun ini adalah tahun terakhir aku bersama orang yang aku sayang.
Dua hari telah berlalu, malam itu Amu mengajak ku tuk pergi jalan. Dan dimalam itu juga, Amu meninggalkan aku tuk selamanya, kecelakaan yang dialami nya saat mengendarai mobil menuju rumahku.
 Aku merasa kehilangan, aku tak sadar bahwa Amu meninggalkan ku sendirian. Aku merasa kesepian.  Aku teringat pada diary yg diberi Amu,  aku menuliskan semua perasaan aku di diary itu dengan tinta ungu.

Dear diary.
 29 september 2012.

Amu..tepat nya di malam minggu dirimu meninggalkan ku. Aku kangen kamu sayang. Aku merindukan mu.. Aku pasti selalu memikirkanmu. Aku berdoa agar dirimu disana baik-baik saja tanpaku . Amu. Aku kesepian. Aku merasa kehilangan mu sayang. Aku berharap kamu disini menemaniku. Tapi itu gak mungkin bisa. Kita sudah berbeda alam. Aku pasti menyusul mu di surga sayang. Kamu tidak pernah tergantikan.. Aku sayang kamu.. Hanya kamu satu-satu nya cowok yang bisa mengerti perasaan ku. Aku kangen kamu Amu. Aku merasa sedih saat aku melihat jasad mu sayang. Kamu baik-baik disana ya. Aku pasti merindukan mu sayang.



Beberapa minggu setelah kematian Amu, aku tidak pernah keluar rumah, sekolah pun aku tidak pernah lagi. Setiap hari, aku hanya bisa di dalam kamar sambil memeluk boneka yg di beri Amu kepadaku dan sambil melihat foto kenangan kami berdua. Rasanya sulit untuk melupakan nya.
Beberapa bulan kemudian, aku masih menangisi Amu, aku selalu teringat kenangan-kenangan terindah saat aku bersama nya. Penyakit ku tambah parah aku selalu pingsan dan selalu mengeluarkan darah dari hidungku. Disaat itu aku merasa, itulah hari terakhir dalam hidupku. Sebelum aku meninggalkan semuanya, aku menulis diary kesayangan dengan tinta merah.


Dear diary.
29 oktober 2012
Ayah. Ibu. Shinta. Prishil. Maafin zeze yaa kalau zeze akan meninggalkan kalian semua. Zeze merasa bahagia saat zeze bersama kalian. Ayah, makasih sudah mencari uang untuk biaya perobatan zeze. Dan ibu, makasih sudah menjaga zeze dengan baik dan makasih sudah menjadi teman curhat zeze. Dan buat Shinta dan Shilla, makasih ya dah jadi teman curhat zeze, zeze bahagia banget dan merasa senang. Zeze sayang kalian semua. Kalian semua jangan pernah menangisi zeze ya ?!   zeze akan baik-baik saja  disana. Zeze menyusul Amu disurga. Zeze ingin kalian semua bahagia tanpa zeze. Zeze berterimakasih banget sama kalian semua. Makasih banget tuk semuanya. Mungkin ini waktu nya, zeze meninggalkan kalian semua. Ini ucapan terakhir dari zeze, makasih tuk semuanya. Zeze sayang kalian dan zeze pasti merindukan kalian.



Keesokan harinya, diriku dibawa ke New Yorkuntuk berobat. Disaat di jalan menuju Amerika, aku menghembuskan nafas terakhir. Aku di bawa pulang ke Pekanbaru, agar aku dimakamkan. Saat itu aku hanya dapat berfikir ‘‘ AMU KITA AKAN BERTEMU KEMBALI, DAN IBU, AYAH, SHINTA DAN PRISHILL MAAFIN ZEZE. ZEZE HARUS MENINGGALKAN KALIAN. ’’